PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BETON DALAM INFRASTUKTUR JALAN
Beton merupakan bahan konstruksi bangunan yang banyak digunakan karena
bahan dasarnya mudah didapat dan relatif murah. Ini disebabkan karena :
1. Bahan-bahan dasar
pembuat beton seperti air, semen, pasir dan agregat kasar mudah didapat.
2. Beton itu relatif awet
atau tahan lama (durable).
3. Beton mudah dibentuk
keberbagai bentuk yang diinginkan
Beton dibuat dengan mencampurkan air, semen, agregat halus
(pasir), agregat kasar dan bahan campuran tambahan lainya jika diperlukan. Bahan-bahan
dasar beton dengan komposisi tertentu yang dihasilkan
dari perencanaan campuran dicampur dengan mengikuti prosedur pencampuran
yang dijabarkan di buku peraturan beton. Komposisi campuran beton biasanya
dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Kemudahan dalam proses
pelaksanaan pekerjaan terutama dalam bidang transportasi, stuktur bangunan dan pemadatan
tanah.
2. Waktu yang diperlukan
sebelum beton mengeras (setting time).
3. Kekuatan dan ketahanan
dari beton.
Perbedaan komposisi dari setiap bahan dasar beton
akan memperngaruhi properti-properti beton yang dihasilkan.
Akhir-akhir ini teknologi beton
mengalami perkembangan yang sangat pesat dimana inovasi-inovasi baru banyak
dihasilkan baik dengan menambahkan bahan tambahan kimia ataupun pozolanik
material dan juga komposisi dari campuran beton. Bahan tambahan biasanya
diperlukan jika kita ingin mengubah properti dari beton yang dihasilkan, baik
pada keadaan cair atau setelah keras seperti misalnya untuk menambah kemudahan
pengerjaan dari suatu campuran beton.
Salah satunya bahan tambahan yang sering dipergunakan adalah pengeras
beton (concrete hardener). Fungsi bahan tambahan ini adalah untuk :
1.
Meningkatkan kekuatan beton.
2.
Mempercepat pengerasan
beton.
3.
Mencegah keretakan pada
beton.
4.
Mempermudah proses
pengecoran.
5.
Mengurangi penambahan air.
Prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani
lalu-lintas kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban
lalu-lintas mulai dari yang ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung
pada hirarki fungsional jalan tersebut yang berada baik di luar atau di dalam
kota maupun dilokasi lingkungan pemukiman penduduk. Secara umum konstruksi
perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu :
1.
Perkerasan lentur (flexible pavement)
Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya
lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu
tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan lentur menyebarkan beban
lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai
berikut :
·
Lapisan permukaan.
·
Lapisan Pondasi atas.
·
Lapisan pondasi bawah.
2. Perkerasan
kaku (rigid pavement)
Adalah perkerasan yang
menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat
beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi
bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa
dikelompokkan atas :
· Lapisan
tanah dasar. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang
ataupun tanpa tulangan
· Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di Bandara.
Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan
hirarki fungsional arteri yang berada di kawasan baik luar maupun dalam kota
untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya
pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan yang tentunya akan memakan biaya
yang tidak sedikit, maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada
ruas-ruas jalan yang sangat sibuk karena sesedikit apapun, perbaikan jalan yang
dilakukan akan mengundang kemacetan (kasus
bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas.
Dengan adanya bahan tambahan berupa bahan aditif pengeras
beton ini dampak yang timbul akibat pengerjaan ruas jalan tersebut dapat di
minimalisir karena waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dipersingkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar