Sabtu, 19 Januari 2013

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BETON DALAM INFRASTUKTUR JALAN

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BETON DALAM INFRASTUKTUR JALAN

Beton merupakan bahan konstruksi bangunan yang banyak digunakan karena bahan dasarnya mudah didapat dan relatif murah. Ini disebabkan karena :
1.     Bahan-bahan dasar pembuat beton seperti air, semen, pasir dan agregat kasar mudah didapat.
2.     Beton itu relatif awet atau tahan lama (durable).
3.     Beton mudah dibentuk keberbagai bentuk yang diinginkan
Beton dibuat dengan mencampurkan air, semen, agregat halus (pasir), agregat kasar dan bahan campuran tambahan lainya jika diperlukan. Bahan-bahan dasar beton dengan komposisi tertentu yang dihasilkan dari perencanaan campuran dicampur dengan mengikuti prosedur pencampuran yang dijabarkan di buku peraturan beton. Komposisi campuran beton biasanya dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
1.  Kemudahan dalam proses pelaksanaan pekerjaan terutama dalam bidang transportasi, stuktur bangunan dan pemadatan tanah.
2.     Waktu yang diperlukan sebelum beton mengeras (setting time).
3.     Kekuatan dan ketahanan dari beton.
Perbedaan komposisi dari setiap bahan dasar beton akan memperngaruhi properti-properti beton yang dihasilkan.
 Akhir-akhir ini teknologi beton mengalami perkembangan yang sangat pesat dimana inovasi-inovasi baru banyak dihasilkan baik dengan menambahkan bahan tambahan kimia ataupun pozolanik material dan juga komposisi dari campuran beton. Bahan tambahan biasanya diperlukan jika kita ingin mengubah properti dari beton yang dihasilkan, baik pada keadaan cair atau setelah keras seperti misalnya untuk menambah kemudahan pengerjaan dari suatu campuran beton. 
Salah satunya bahan tambahan yang sering dipergunakan adalah pengeras beton (concrete hardener). Fungsi bahan tambahan ini adalah untuk :
1.     Meningkatkan kekuatan beton.
2.     Mempercepat pengerasan beton.
3.     Mencegah keretakan pada beton.
4.     Mempermudah proses pengecoran.
5.     Mengurangi penambahan air.
Prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani lalu-lintas kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban lalu-lintas mulai dari yang ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung pada hirarki fungsional jalan tersebut yang berada baik di luar atau di dalam kota maupun dilokasi lingkungan pemukiman penduduk. Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu :
1.     Perkerasan lentur (flexible pavement)
Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai berikut :
·             Lapisan permukaan.
·             Lapisan Pondasi atas.
·             Lapisan pondasi bawah.

2.     Perkerasan kaku (rigid pavement)

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas :

·          Lapisan tanah dasar. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang ataupun tanpa tulangan

·    Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di Bandara.

Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan hirarki fungsional arteri yang berada di kawasan baik luar maupun dalam kota untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan yang tentunya akan memakan biaya yang tidak sedikit, maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan yang sangat sibuk karena sesedikit apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang kemacetan (kasus bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas. 
Dengan adanya bahan tambahan berupa bahan aditif pengeras beton ini dampak yang timbul akibat pengerjaan ruas jalan tersebut dapat di minimalisir karena waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dipersingkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar